Impian seperti
cita-cita, dimana semua orang bebas bisa memilikinya tanpa menggangu orang lain
dan tanpa dipungut biaya berapa pun. Cita – cita dapat berupa sebagai
angan-angan dapat pula sebagai suatu kenyataan . semua kita jalani seberapa
besar kita untuk berusaha mendapatkan semua cita-cita itu . pepatah mengatakan
gapailah cita – citamu setinggi langit.
Disaat kecil , pasti
akan selalu ditanyakan cita-cita. Nanti besar ingin jadi apa ? selalu anak kecil
menjawab dengan polos dan yang ia tahu
saja, seperti polisi , dokter, pilot,dan guru hanya itu saja yang pasti
diketahui anak kecil. Saya sendiri juga seperti itu cita-cita yang saya jawab
saat itu ingin menjadi dokter entah saat
itu saya mengerti atau tidak. Pada saat tumbuh remaja pertanyaan itu
muncul lagi dan jawaban saya berubah
tidak lagi seperti dulu kali itu saya menjawab akan menjadi polwan. Dengan alasan ayah saya dulu ingin menjadi
polisi karena tidak tercapai maka ayah saya ingin melihat anaknya menjadi
polwan. Tetapi saat itu entah kenapa saya lebih suka menggambar, mulai
menggambar busana, rumah, bahkan semua nilai saya tentang mengambar dan
kerajinan tangan mendapat nilai yang terbaik di kelas. Sampai cita –cita saya menjadi
seorang disainer saya sempat ingin masuk sekolah kejuruan tata busana, tetapi pikiran itu hilang begitu
saja saat ayah saya meminta saya masuk kejurusan multimedia yang dekat dengan
rumah. Padahal disana terdapat juruan bagunan yang banyak menggambarnya tetapi
tetap saja tidak diizinkan. Tiba-tiba ingin menjadi arsitek saat mendapat nilai
bagus saat mendesain rumah dengan software, tetapi pada saat itu saya tetap
melakukan hobby saya menggambar busana.
Saya menikmati jurusan
multimedia sampai saya lulus dengan cita-cita yang sama. Sampai terkadang saya
menyesal dengan tidak mengikuti
keinginan saya, saat dimana teman saya yang jurusan bagunan
mendapat kuliah gratis selama 6 bulan di
UI . Tetapi saya menyadari bahwa cita-cita atau impian kita tidak berjalan mulus
dengan apa yang kita inginkan. Ahkirnya
saya kuliah di Universitas Gunadarma, mendapat pengalaman baru dan pelajaran
baru saat mendapat pelajaran bisnis yang mengajarkan kewirausahaan. Saya ingin
pahami kenapa orang ingin berwirausaha ? apa membuat seseorang untuk
berwirausaha padahal itu tidak termasuk cita-cita ? banyak pertanyaan tentang semua itu.
Sampai saya menyadari
sebuah impian atau cita-cita bukan hanya untuk kebahagiaan saya saja tetapi
kebahagiaan untuk banyak orang juga termasuk impian sangat indah. Hobby saya
itu juga termasuk sebuah cita-cita yang saya baru sadari akan menjadi impian
yang saya wujudkan . Impian terbesar
saya memiliki toko di luar negri, memiliki butik dengan nama saya sendiri.
Memiliki toko busana juga yang tersebar di seluruh indonesia untuk semua
kalangan, bahkan khusus untuk kalangan bawah agar mereka bisa berpakaian rapih
dan nyaman dan tidak memikirkan harga mahal. Semua karyawan saya masyarakat
muda indonesia yang memiliki semangat. Membuka khursus gratis untuk remaja
dikampung agar mereka mempunyai keahlian dan memiliki kesempatan mempunyai
impian lagi. Yang biasanya mereka hanya mengurusi urusan rumah tangga dan
bahkan dipaksa untuk menikah. Dan banyak
yang lainnya sesuai berjalannya waktu dan usaha yang saya lakukan nanti.
Kalian pasti memiliki
pengalaman dan kejadian yang serupa dengan saya yang memiliki impian dan
cita-cita. Banyak orang dengan impian
dan cita-citanya dapat terwujud dan menjadi kenyataan, sekarang giliran saya,
anda, dan kalian semua melakukkannya. Semoga tulisan ini bermanfaat dan
memotivasi kita semua untuk tidak takut mempunyai impian yang menjadi
cita-cita. Sekali lagi mempunyai impian atau cita-cita tidak bayar alias
gratis..(-^.^-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar